Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Pengertian Team Assisted Individualization
Team Assisted Individualization (TAI) atau Bantuan Individual dalam Kelompok (BIDAK) adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual, yang memanfaatkan perbedaan kemampuan individu dengan belajar kelompok.
Metode Team Assisted Individualization merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Slavin, Leavy, Kraweit dan Madden pada tahun 1982 sampai dengan 1985 dalam buku Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice (Warsono dan Hariyanto, 2013).
Metode Team Assisted Individualization disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar peserta didik secara individual. Model ini memperhatikan perbedaan pengetahuan awal tiap peserta didik untuk mencapai prestasi belajar. Siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama (Slavin, 2008).
Komponen Team Assisted Individualization
Menurut Slavin (2008), terdapat delapan unsur atau komponen dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, yaitu sebagai berikut:
- Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa. b. Placement Test (tes penempatan), yaitu pemberian pretest pada kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
- Curriculum Materials, yaitu siswa bekerja secara individu sesuai dengan kurikulum yang ada.
- Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
- Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor atau penghargaan terhadap hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas.
- Teaching Group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas.
- Fact Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa biasanya berupa kuis.
- Whole-Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Siklus Team Assisted Individualization
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan model Team Assisted Individualization terdiri dari beberapa siklus belajar, yaitu:
- Tes Penempatan. Tes penempatan merupakan langkah dalam pembelajaran TAI yang membedakannya dengan model-model pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru akan memberikan tes awal sebagai pengukur untuk menempatkan pada kelompoknya. Anak yang mempunyai nilai tinggi dalam tes penempatannya akan dikelompokkan dengan anak yang sedang dan rendah, sehingga kelompok yang terbentuk merupakan kelompok yang heterogen tingkat kemampuannya.
- Pembentukan kelompok. Kelompok ini terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih berdasarkan tes penempatan.
- Belajar Secara Individu. Setiap siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara individu.
- Belajar Kelompok. Masing-masing siswa saling mengoreksi hasil pekerjaan teman satu kelompoknya dan mencari penyelesaian yang benar.
- Perhitungan Nilai Kelompok. Perhitungan nilai kelompok dilaksanakan setelah para siswa diberikan tes akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes secara individu kemudian nilainya akan dirata-rata menurut kelompoknya, nilai itulah yang menjadi nilai kelompok.
- Pemberian Penghargaan Kelompok. Kelompok dengan nilai tertinggi pada setiap akhir siklus akan mendapatkan penghargaan, penghargaan ini bisa berupa pemberian sertifikasi, hadiah, atau pujian.
Kelebihan dan Kekurangan Team Assisted Individualization
Menurut Shoimin (2014), model pembelajaran Team Assisted Individualization memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan Team Assisted Individualization
- Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya.
- Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
- Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya.
- Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
- Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
- Menghilangkan perasaan terisolasi dan panik.
- Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerja sama(cooperation).
- Melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
- Siswa dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), atau menyampaikan gagasan, konsep, dan keahlian sampai benar-benar memahaminya.
- Siswa memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab(take responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
- Siswa dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level) dan cacat fisik (disability).
b. Kekurangan Team Assisted Individualization
- Tidak ada persaingan antar kelompok.
- Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai.
- Terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa yang kurang.
- Memerlukan periode lama.
- Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya dicapai siswa.
- Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja hanyalah beberapa siswa yang pintar dan yang aktif saja.
- Siswa yang pintar akan merasa keberatan karena nilai yang diperoleh ditentukan oleh prestasi atau pencapaian kelompok.
Daftar Pustaka
- Warsono dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif, Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Slavin, Robert, E. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
- shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.